Senin, 15 Juli 2013

Apa Aja Puasa sunah itu?


Dalam agama kita yaitu agama Islam, tentu sudah mengenal yang namanya puasa, karena pausa adalah salah satu rukun Islam yang ke tiga.

Bagaimana, kita sudah mengenal puasa itu terbagi dua bagian. Ada puasa wajib dan ada puasa sunah, betul!

Tapi pembahasan kali ini, kita tidak membecirakan puasa wajib, karena sebagian besar orang Islam sudah pada tahu, bukan!

Meskipun, tidak sedikit orang Islam yang tidak melaksankan puasa wajib apalagi puasa sunah. Padahal sudah jela-jelas bahwa Allah Subhanallahu Wa Ta’ala telah menganjurkan untuk berpuasa bagi setiap hamba-hambaNya yang bertakwa. Allah berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah 182)

Baik, kita langsung saja mengenal urutan puasa sunah itu?

1. Puasa Sunah Senin Kamis

"Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis. (HR. Lima Imam ahli hadits, kecuali Abu Dawud).

"Amal-amal itu diperlihatkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku senang jika amalku ditampakkan pada saat aku sedang berpuasa." (HR at-Tirmidzi)

Waktu pelaksanaannya : Tiap bulan pada hari senin kami, kecuali bulan Ramadhan.

2. Puasa Sunah Daud

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda, "Berpuasalah satu hari dan berbukalah satu hari, yang demikian itu adalah puasa Dawud, puasa tersebut adalah puasa yang paling baik." (HR. Bukhari)

Waktunya pelaksanaannya : Selang seling maksudnya sehari puasa sehari tidak.

3. Puasa Sunah Hari ‘Arafah

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa Arafah, beliau menjawab, "Dia (puasa Arafah) menghapuskan dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang." (HR. Muslim)

Waktu Pelaksanannya : Pada tanggal 9 Dzulhijah

4. Puasa Sunag Hari ‘Asyura

Bahwa Nabi shalallahu’alaihi wa sallam ketika tiba di Madinah, beliau mendapat Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura. Maka beliau bertanya (kepada mereka) : “Hari apakah ini yang kalian bershaum padanya?” Maka mereka menjawab : “Ini merupakan hari yang agung, yaitu pada hari tersebut Allah menyelamatkan Musa beserta kaumnya dan menenggelamkan Fir’aun bersama kaumnya. Maka Musa bershaum pada hari tersebut dalam rangka bersyukur (kepada Allah). Maka kami pun bershaum pada hari tersebut” Maka Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Maka Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bershaum pada hari tersebut dan memerintahkan (para shahabat) untuk bershaum pada hari tersebut. (HR. Al-Bukhari  dan Muslim)

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baiknya puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan sebaik-baiknya ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)

Waktunya pelaksanaannya : Pada tanggal 10 Muharram

5. Puasa Sunah Syawal

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan, kemudian mengikutinya dengan puasa enam hari di bulan Syawwal maka ia seperti berpuasa ad-dahar (sepanjang tahun)." (HR. Muslim).

Waktunya pelaksanaannya : Enam hari di bulan Syawal

6. Puasa Sunah Ayyamul Bidh (hari-hari putih/terang, yakni malam-malam purnama)

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Wahai Abu Dzar, jika engkau berpuasa tiga hari pada setiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal tiga belas, empat belas dan lima belas." (HR. Ahmad dan an-Nasa'i di dalam as-Sunan)

Waktun pelaksanaannya : Pada tanggal 13, 14, 15 tiap bulan kecuali bulan Ramadhan.

7. Puasa sunah Sya’ban

“Adalah Rasulullah shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam biasa berpuasa tiga hari dalam sebulan. Dan kadang beliau mengakhirkan hal tersebut hingga terkumpul puasa setahun, dan kadang beliau akhirkan hingga beliau berpuasa Sya’ban.”

Waktu pelaksanaannya ada tiga versi meurut para ulama yaitu :

a. Puasa Sya’ban sebulan penuh

Beberapa riwayat menjelaskan bahwa pada bulan Sya’ban beliau berpuasa sebulan penuh, sehingga menyambung puasanya itu dengan puasa Ramadhan. Riwayat yang menjelaskan hal ini di antaranya adalah :
Dari Abu Salamah , bahwa Aisyah telah memberitahunya, ”Rasulullah tidak pernah berpuasa pada suatu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban, sesungguhnya beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh…” (HR Bukhari ).

b. Puasa sebanyak mungkin, tapi kurang dari sebulan

Rasulullah SAW diriwayatkan tidak puasa sebulan penuh, tapi kurang beberapa hari. Hal ini dijelaskan dalam riwayat shahih berikut:
Abu Salamah berkata,”Aku telah bertanya kepada Aisyah tentang puasa Rasulullah. Ia menjawab,’Rasulullah terus berpuasa hingga kami menyatakan bahwa beliau puasa terus menerus. Dan terkadang beliau terus berbuka (tidak puasa) hingga kami menyatakan bahwa beliau terus berbuka (tidak puasa). Dan aku tidak melihat Rasulullah berpuasa dalam suatu bulan melebihi puasanya di bulan Sya’ban. Beliau puasa pada seluruh bulan Sya’ban, dan beliau puasa bulan Sya’ban keseluruhan kecuali sedikit.” (HR. Muslim).

Dari hadits di atas dapat kita pahami bahwa beliau terus berpuasa dan di akhir hadits itu dinyatakan tidak sepenuhnya selama sebulan. Entah kurang sehari, dua atau tiga hari. Tapi jelas tidak sebulan penuh.

c. Puasa sampai pertengahan bulan

Di samping hadits-hadits di atas ada juga riwayat yang menyatakan bahwa beliau melarang puasa sunnah bila telah memasuki petengahan bulan.
Abu Hurairah berkata,”Rasulullah bersabda,’Tidak ada puasa (sunnah) setelah pertengahan bulan Sya’ban sampai datang bulan Ramadhan.’” (HR Ibnu Hibban ).

d. Puasa satu atau dua hari saja

Imran bin Hushain berkata,”Rasulullah pernah bertanya kepada seorang laki-laki,’Apakah kamu telah puasa di penghujung bulan Sya’ban ini?’ Ia menjawab,’Tidak’. Sebelum datangnya Ramadhan, maka puasalah sehari atau dua hari.” (HR Muslim).

Inilah urutan puasa sunah yang ane ketahui untuk niat dan cara puasanya sama saja dengan puasa puasa wajib, hanya saja niatnya tidak tertuju ke puasa wajib akan tetapi tertuju ke puasa sunah.

Untuk itu, senantiasalah melaksanakan puasa sunah ini, agar kita mendapatkan nilai tambahan  dihadapan Allah Subahanallahu Wa Ta’ala kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar